Nuklir Jepang Bocor Pasca Gempa dan Tsunami?

Bookmark and Share

Gempa 8,9 Skala Richter (SR) yang diikuti dengan Tsunami Jumat siang kemarin telah menghancurkan sebagian kota Jepang. Pemerintah Jepang hari ini mengeluarkan peringatan kemungkinan adanya kebocoran reaktor nuklir.

Ribuan warga yang tinggal di sekitar dua Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Fukushima sudah dievakuasi. Fasilitas nuklir ini berjarak sekira 240 kilometer sebelah utara Tokyo.

“Ada kemungkinan material radioaktif di reaktor instalasi bocor ke luar, namun jumlahnya mungkin akan kecil. Angin juga bertiup ke arah laut,” ungkap Sekretaris Kabinet Yukio Edano seperti dikutip Reuters, Sabtu (12/3/2011).

Menurut Yukio, sekira 3.000 warga yang tinggal pada radius 3 kilometer dari PLTN sudah dievakuasi. Sementara yang berada di jarak 10 kilometer diminta untuk tidak ke luar rumah.

Pejabat Kementerian Perdagangan mengatakan, pihak Perusahaan Energi Listrik Tokyo (TEPCO) juga berencana menghentikan aktivitas fasilitas nuklir Daini. TEPCO juga tidak mampu mengontrol PLTN Daiichi akibat gempa yang menyebabkan kerusakan sehingga menyebabkan kekurangan pasokan listrik untuk Tokyo dan sekitarnya.

Tekanan di PLTN Daiichi sudah ditingkatkan 2,1 kali dari kapasitas terpasang untuk menutupi kebutuhan akibat tidak berfungsinya pembangkit lain.(ian/OZ)

Satu panel keselamatan nuklir Jepang mengatakan, Sabtu, tingkat radiasi telah mencapai 1.000 kali di atas normal di ruangan kontrol sebuah reaktor setelah gempa sangat besar merusak sistem pendinginan reaktor itu, kantor berita Kyodo melaporkan.

Lembaga siaran publik NHK, yang mengutip pejabat-pejabat keselamatan nuklir, mengatakan "tidak ada bahaya kesehatan segera" pada warga dekat tempat itu dari kemungkinan kebocoran sebentar, dan orang-orang telah diminta untuk mengosongkan tempat itu dengan tenang.

Tanda penunjuk (radiasi) tinggi diterima di ruang kontrol reaktor No. 1 reaktor nuklir No.1 Fukushima, kata Badan Keselamatan Industri dan Nuklir Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri.

Kyodo News mengatakan bahwa penemuan itu memberi kesan uap radioaktif dapat meluas di sekitar fasilitas tersebut, yang terletak sekitar 250 kilometer di timurlaut Tokyo dan dioperasikan oleh Tokyo Electric Power.

Sebelum naik ke sebuah helikopter menuju ke lokasi fasilitas itu, Perdana Menteri Naoto Kan Sabtu pagi mengatakan bahwa warga yang tinggal dalam radius 10 kilometer di tempat itu harus dievakuasi.

Pemerintahnya Jumat menyatakan darurat atom dan minta pada ribuan warga yang tinggal dalam radius lebih kecil tiga kilometer, untuk mengungsi, memperingatkan sejumlah kecil radiasi dapat keluar

Kebakaran sempat terjadi di sebuah pembangkit listrik bertenaga nuklir di Jepang menyusul gempa dahsyat dan tsunami di negeri Sakura itu. Belum jelas apakah kebakaran itu menimbulkan risiko kebocoran radioaktif.

Kebakaran itu terjadi di pembangkit nuklir di Miyagi yang dioperasikan oleh perusahaan Tohoku Electric Power. Demikian seperti diberitakan media Jepang, Kyodo dan dilansir Telegraph, Jumat (11/3/2001).

Asap keluar dari gedung turbin yang terpisah dari reaktor nuklir. Miyagi merupakan salah satu wilayah yang paling parah dilanda tsunami.

Kyodo juga memberitakan, unit pendingin inti darurat di pembangkit nuklir lainnya di Fukushima juga telah diaktifkan. Namun tidak disebutkan alasan pengaktifan tersebut.

Sebelumnya Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mengatakan, tak ada kebocoran radiasi yang terdeteksi dari pusat-pusat pembangkit nuklir Jepang.

Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) menyatakan, empat pembangkit nuklir yang paling dekat dengan pusat gempa telah dihentikan beroperasi sebagai langkah pencegahan.
sumber
rimanews.com
suarakarya-online.com
detik.com

{ 0 comments... Views All / Send Comment! }