kabar bahagia setelah tsunami jepang

Bookmark and Share
cerita pertama

Akiko Kosaka, gadis pelajar asal Jepang yang tengah kuliah di University of California di Riverside, Amerika Serikat, sudah kehilangan harapan akan keselamatan keluarganya di Minami Sanriku. Apalagi, desa yang dihuni sekitar 17.000 kepala keluarga tersebut diberitakan telah hancur dan menyisakan banyak korban jiwa akibat terjangan gelombang laut setinggi lebih dari 3 meter.

Tiga hari lamanya Kosaka berusaha mencari tahu keadaan keluarganya. Baru pada hari ke-4 pascabencana ia menerima e-mail adiknya, Yukiko, telah diselamatkan dan mengungsi di sebuah sekolah. Akan tetapi, apa yang terjadi pada kedua orangtuanya, kakek dan nenek, serta kakaknya yang sebelumnya tinggal satu atap, ia belum tahu.

Hingga akhirnya ia mendapatkan kabar dari salah satu teman yang menghubunginya tentang keberadaan sebuah video berdurasi sekitar 45 menit di situs YouTube yang menunjukkan bahwa rumah keluarga Kosaka adalah satu-satunya rumah yang masih berdiri di antara puing-puing desa. Video tersebut dikabarkan menunjukkan kakaknya sedang melambai-lambaikan tangan ke kamera wartawan sambil mengatakan, "Kami semua selamat."

Kosaka panik ketika seharian mencari di internet, tapi tidak menemukan video yang dimaksud. Pertolongan akhirnya datang melalui sebuah e-mail yang melampirkan link dari video tersebut kepadanya.

"Saya kira mereka tidak selamat. Saya menangis selama tiga hari ini, Jumat, Sabtu dan Minggu," katanya sambil terisak-isak saat diwawancarai CNN.

Ketika menyaksikan video itu untuk pertama kalinya di rumah kontrakannya di Riverside, California, reaksi Kosaka mengejutkan semua penghuni rumah. "Saya berteriak, membuat penjaga rumah terbangun dan membuat mereka mengira sesuatu yang buruk telah terjadi. Mereka bertanya apa yang terjadi, saya berkata, mereka selamat!" teriaknya.

Dalam video tersebut, kakak Kosaka, Shoko yang berusia 24 tahun, sedang berdiri di beranda lantai dua rumahnya, tepat di luar kamar Kosaka. Ia berusaha menarik perhatian media yang membawa kamera video dan berpesan tolong sampaikan kepada saudaranya di California bahwa keluarganya baik-baik saja.

Saat diwawancarai, Kosaka masih berusaha mengirimkan pesan melalui video dan media lainnya dengan tujuan menyampaikan pesan ke Jepang bahwa ia sudah menerima pesan yang dikirim keluarganya. Kosaka masih harus melihat video yang menampilkan keadaan ayahnya, Natsumi, ibunya, Noriko, serta kakek dan neneknya.

Rumah keluarga Kosaka menjadi satu-satunya yang bertahan di desa Minami karena sekitar 5 tahun lalu ayahnya membangun rekonstruksi baru yang membagi rumah menjadi dua bagian lengkap dengan ruang bawah tanah. Rumah-rumah lain di desa itu sudah dimakan usia dan tidak diperbarui.

Dalam video YouTube yang melegakan tersebut tampak kakak Kosaka memegang papan bertuliskan "KELUARGA KOSAKA" lalu berteriak "Karena adik kami sedang berada di Amerika, tolong sampaikan bahwa kami semua selamat."

Dikatakannya, video tersebut ditontonnya berulang kali dan selama menonton itu dia terus menangis haru. Dia memperkirakan, telah menonton video tersebut setidaknya 50 kali dalam 24 jam.

Tak berhenti disini, Akiko masih mengkhawatirkan kondisi kesehatan keluarganya dan berharap segera mendapatkan pesan balasan dari mereka.


cerita kedua


Seorang lelaki ditemukan masih hidup Sabtu (19/3/2011) pagi ini di bawah reruntuhan rumahnya, delapan hari setelah tsunami menerjang bangunan itu, yang membuat pria itu sama sekali tidak mungkin untuk melarikan diri.

Semua harapan untuk menemukan korban yang bertahan hidup semula telah pupus akibat lamanya waktu berlalu dan suhu yang membeku. Pasukan dari departemen pertahanan sipil terkesima mendapati pria muda itu, yang dalam keadaan syok berat dan tak mampu bicara, dalam puing-puing rumah di kota Kesennuma di Prefektur Miyagi yang rusak parah.

Dia tidak tampak menderita luka berat. Namun, apa yang dialaminya telah mengakibatkan ia syok berat, kata para pejabat. Pria itu, namanya belum diketahui, tidak mampu bercerita kepada para petugas penyelamatnya apa yang terjadi dan apa yang dialaminya selama delapan hari tersebut.

"Rasanya menakjubkan bahwa kami dapat menemukan seorang korban yang bertahan hidup setelah melewati waktu selama ini," ujar seorang petugas pertahanan sipil.

Mungkin ada beberapa korban lain yang bertahan dapat ditemukan. "Kami berupaya sebaik mungkin mendatangi gedung-gedung yang sulit dijangkau dan setelah penemuan yang memberi harapan hari ini mungkin kami bisa menemukan beberapa korban lain yang masih bertahan," tuturnya.

Televisi Jepang menunjukkan lelaki itu berusia sekitar 20-an, diangkat dengan tandu dari reruntuhan rumahnya. Dia dibawa ke rumah sakit untuk pemulihan akibat syok, hipotermia, kelaparan, dan keletihan.

{ 0 comments... Views All / Send Comment! }