Mengapa Melanjutkan Studi ke Jepang?

Bookmark and Share

Oleh: Dr Jumiarti Agus

JAKARTA, KOMPAS.com - Jepang merupakan salah satu negara impian banyak orang, baik untuk bekerja maupun melanjutkan studi. Tidak hanya pelajar dari Indonesia, tetapi juga banyak bangsa lain di dunia.

Sebagian di antara mereka memang datang dengan beasiswa dari pemerintah Jepang (Monbukagakusho). Tapi, tak sedikit yang datang dengan biaya pribadi pada awal kedatangannya.

Memang, sekarang ini persoalan jarak sudah bukan lagi penghambat melanjutkan studi ke luar negeri. Ya, ke manapun, termasuk Jepang. Banyak anak bangsa yang memilih berjuang di negeri orang untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan meningkatkan keahliannya.

Lalu, apa gerangan yang membuat ketertarikan mereka belajar di negeri orang, khususnya ke Jepang?

Aman didatangi

Bila Anda berniat untuk studi ke luar negeri, faktor keamanan tentu cukup penting untuk dipertanyakan. Di Jepang, tidak masalah bila berpergian ke mana-mana seorang diri. Bahkan, tidak terkecuali saat pulang ke rumah setelah larut malam lantaran saking betahnya melakukan riset atau membuat laporan penelitian di laboratorium.

Tak jarang, mahasiswa memang melakukan hal itu, yaitu pulang larut malam. Karena tradisi di sana, laboratorium adalah rumah kedua. Bagi mahasiswa, pulang ke rumah hanya untuk tidur saja.

Toh, tidak pernah ada seorang mahasiswa pun yang diganggu. Tidak pernah ada pencopet atau perampok. Tidak pernah bertemu dengan seseorang yang ingin menganiaya.

Tidak terbantahkan, Jepang memang negara dengan tingkat keamanan nomor 1 di dunia.

Perpaduan kebudayaan

Berada di kota-kota di Jepang, bukanlah pemandangan mengherankan manakala terlihat kuil-kuil kuno tegak berdampingan dengan gedung-gedung pencakar langit. Inilah kebudayaan Jepang dewasa ini, sebuah gabungan yang mengagumkan antara kebudayaan kuno dan baru, antara Timur dan Barat.

Seiring kemajuan teknologi media informasi, informasi dengan mudah mengalir masuk ke Jepang. Hal-hal baru dengan cepat pula tersebar luas di sana. Namun, kebudayaan tradisional seperti festival tradisional dan gaya hidup yang sudah berurat dan berakar di setiap daerah masih tetap melekat sebagai ciri khas daerah yang bersangkutan, seperti halnya dialek daerah.

Berbeda sekali dengan kita, orang Indonesia, yang sangat mudah terpengaruh oleh budaya luar, dan terkesan enggan mempertahankan budaya leluhur kita. Di Jepang, kebudayaan tradisional adalah suatu daya tarik sendiri yang sangat menginspirasi banyak anak bangsa. Tak sedikit anak bangsa yang terlibat dan ingin mengikuti berbagai festival tradisional negaranya sendiri.

Ramah dan Menghormati

Kultur masyarakat Jepang umumnya ramah. Mereka menerima siapa saja tanpa memandang seseorang dari tampilannya. Mereka menilai semuanya adalah makhluk yang mempunyai hak untuk dihormati dan diperlakukan dengan baik, sehingga membuat nyaman untuk berada di antara mereka.

Tidak ada pandangan sinis, pelecehan, dan sebagainya dari mereka terhadap pendatang pada umumnya. Kebebasan menjalankan ibadah dan hal-hal keagamaan juga dihormati oleh penduduk Negeri Sakura.

Memang, untuk memperoleh makanan halal terasa sulit. Namun, mereka akan dengan sabar menerangkan setiap komposisi makanan dari suatu produk atau dagangannya. Mereka dengan jujur mengatakan, "Maaf, sebaiknya ini jangan dikonsumsi," bila ternyata ada zat yang haram dalam suatu bahan makanan yang akan dibeli.

Pun, begitu dalam kesehariannya. Mereka dengan mudah memahami keberatan-keberatan seorang Muslim akan suatu kegiatan mereka yang tidak sesuai dengan syariat agama Islam. Dengan syarat, kita harus memberitahunya dengan konsisten.

Penulis adalah alumni Tokyo Institute of Technology dan Peneliti di Aku Cinta Indonesia Kita (ACIKITA) di Tokyo, Jepang
Bila Anda ingin datang ke Jepang untuk belajar, tentu Anda membutuhkan berbagai informasi, mulai dari proses masuk sekolah, aplikasi, ujian masuk, tempat tinggal, serta segala sesuatu yang dibutuhkan untuk kelangsungan belajar dan hidup di Jepang.

Beruntungnya, semua informasi itu telah tertata dan terencana dengan sangat baik. Setiap kesulitan dan ada sesuatu yang Anda butuhkan, mereka siap dengan informasinya. Apalagi, sistem internet berkembang sangat pesat, segala informasi yang dibutuhkan dengan mudah dapat dicarikannya di internet.

Kalaupun tidak bisa membaca huruf kanji, setiap mahasiswa asing mempunyai tutor di laboratoriumnya. Sang tutor akan siap membantu kesulitan Anda.

Ya, pokoknya, segala sesuatunya sudah establish. Karena memang, mereka telah menyiapkan semua kenyamanan bagi orang asing. Sejatinya, hal tersebut menyebabkan siapa saja akan merasa nyaman dan yakin untuk studi ke Jepang.

Sistem dan kualitas pendidikan

Jepang merupakan salah satu negara yang sangat memperhatikan kualitas pendidikannya. Terbukti, untuk pendidikan tinggi, banyak universitas di Jepang yang berbenah diri dan memperbaiki sistem pendidikannya.

Masing-masing bidang ilmu berkembang sangat serius, dengan kajian riset yang dilakukan mendalam dan unik. Setiap profesor atau asisten profesor mempunyai laboratorium. Di sanalah mereka melakukan penelitian dengan sangat serius, terencana, dan punya output yang jelas.

Sarana dan prasarana penunjang kesuksesan studi pun sangat berlimpah. Tidak pernah ada kesulitan zat (chemical) dan alat untuk melakukan riset di laboratoriumnya. Alhasil, sulit dimungkiri, sebagai tempat menuntut ilmu, kondisi minimnya dana pendidikan di Jepang hampir tidak pernah ditemui. Sangat berbeda nyata dengan di negeri kita, Indonesia.

Mempublikasikan International Paper

Kemajuan pendidikan di Jepang terbukti dengan banyaknya publikasi internasional yang berasal dari laboratorium-laboratorium penelitian, baik di perguruan tinggi maupun di berbagai lembaga riset. Hal ini pun merupakan kesempatan baik bagi siapapun Anda, baik mahasiswa S-2 atau S-3, karena bersekolah di dalam negeri sulit sekali untuk bisa membuat publikasi international.

Pengalaman menulis di jurnal internasional adalah sesuatu yang sangat berharga, karena Anda akan mengetahui betapa pentingnya melakukan riset dengan keunikan atau orisinalitas sendiri. Anda akan mengerti cara menyampaikan dan mengemas informasi ilmiah.

Jurnal-jurnal itu, semuanya ditulis dengan bahasa ilmiah yang bisa dimengerti oleh orang lain. Sungguh suatu pengalaman yang sangat berharga sekali.

Kesempatan Keliling Dunia Melalui Seminar Internasional

Uang bukanlah kendala bagi banyak perguruan tinggi di Jepang. Selain kesempatan publikasi, mahasiswa juga berkesempatan besar untuk keliling dunia melalui seminar atau presentasi ilmiah di berbagai forum international. Kegiatan-kegiatan ini bisa terjadi selain di dalam negeri atau di Jepang sendiri.

Biasanya, laboratorium dengan mudah mengirim mahasiswanya untuk mengikuti pertemuan ilmiah yang diadakan. Hal tersebut tentu sesuai dengan bidang yang bersangkutan. Asalkan mempunyai data yang bisa ditampilkan, Anda bisa berpartisipasi di acara tersebut. Semua biaya dan kebutuhan sudah ditanggung oleh laboratorium, termasuk segala persiapan yang harus dilakukan.

Ya, sebutlah misalnya ketika Anda mengikuti presentasi poster. Kertas untuk mem-print poster pun disediakan oleh pihak laboratorium. Sungguh takjub saat kali pertama mengetahui hal ini.

Penulis adalah alumni Tokyo Institute of Technology dan Peneliti di Aku Cinta Indonesia Kita (ACIKITA) di Tokyo, Jepang

Sangat mungkin, bagi mereka yang tidak mampu membayar uang sekolah dan tidak punya beasiswa untuk bebas uang kuliah. Hanya syaratnya, yang bersangkutan harus mendaftarkan diri untuk berhak mendapatkan keringanan atau bebas uang kuliah.

Di Tokyo Institute of Technology, misalnya, atau mungkin juga di universitas lain. Mahasiswa program S-3 akan diberikan tunjangan sebagai teaching assistant. Besarnya uang yang diterima hampir sama dengan beasiswa Monbukagakusho, yaitu sekitar 160 ribu yen per bulannya.

Bagi yang tidak mengajukan aplikasi permohonan gratis uang sekolah pun tidak perlu berkecil hati. Dengan modal arubaito (kerja paruh waktu), sangat mungkin untuk membayar uang sekolah. Sebutlah, misalnya mengantarkan koran pada pagi dan sore hari, Anda bisa bergaji 150 ribu yen perbulannya atau sekitar Rp 15 juta. Sementara uang sekolah di negeri hanya sebesar 270 ribu yen persemester.

Masih mau menunda pembayaran kuliah? Kenapa tidak, sebab hal itu pun bukan mustahil terjadi, karena pembayaran masih bisa dilakukan hingga hampir masuk semester baru berikutnya. Jadi, universitas sangat tidak kibishi (kaku) dalam urusan pembayaran uang sekolah. Semuanya bisa dikompromikan dan dimusyawarahkan.

Daya tarik lain

Tentunya, masih banyak hal-hal positif atau daya tarik lain yang akan membuat orang senang memilih Jepang sebagai negeri untuk tujuan studinya. Ya, mulai dari besarnya beasiswa yang umumnya bisa membuat makmur penerimanya, kebijakan negara dan sekolah (universitas) yang membuat mahasiswa dapat belajar dengan baik, atau sistem bimbingan profesor yang tidak menyulitkan mahasiswa.

Atau mungkin, ketertarikan karena ingin mendapatkan pekerjaan dengan mudahnya di Jepang? Masih panjang lagi rincian lainnya, termasuk menimba ilmu dari sistem dan peradaban bangsa Jepang untuk kita teladani. Maka, dengan segala paparan di atas, tidakkah Anda tertarik untuk belajar di Jepang?

Penulis adalah alumni Tokyo Institute of Technology dan Peneliti di Aku Cinta Indonesia Kita (ACIKITA) di Tokyo, Jepang

{ 1 comments... Views All / Post Comment! }

selimut said...

gmn dengan tuntutan akademis (prestasi) di Jepang gan? Tekanannya spt apa? Apakah lebih berat dari Indonesia atw sama aja?